Hampir semua jenis bencana besar terjadi di Indonesia, seperti sunami, gempa, gunung meletus, banjir, tanah longsor. Bahkan baru-baru ini tanggal 4 Desember 2021 jam 15.30 an terjadi bencana Gunung Semeru meletus. Dengan korban jiwa yang tidak sedikit. Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan frekuensi dan komposisi bencana. Sementara Tabel 1 menunjukkan detil korban bencana tahun 2021. Dari kedua gambar dan tabel tersebut menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara rawan bencana.

Gambar 1. Banyaknya bencana dari tahun 2006 sampai dengan 2021

Sumber: https://dibi.bnpb.go.id/ (diakses 18 Desember 2021, Pukul 06.00)

Gambar 2. Komposisi bencana tahun 2021

Sumber: https://dibi.bnpb.go.id/ (diakses 18 Desember 2021, Pukul 06.00)

 

Tabel 1. Korban/kerusakan akibat bencana tahun 2021

Sumber: https://dibi.bnpb.go.id/ (diakses 18 Desember 2021, Pukul 06.00)

Korban/kerusakan	Jumlah
Meninggal	788
Hilang	73
Terluka	13094
Menderita	4.346.540
Mengungsi	522.329
Rumah	141.437
Pendidikan	1.393
Kesehatan	351
Peribadatan	1.235
Perkantoran	504
Fasum	132
Jembatan	442
Pabrik	6
Pertokoan	192

Tentu sebagai orang beriman, dalam melihat bencana ini dengan perspektif luas dan tawazun (seimbang). Dari sisi spiritual, bencana merupakan peringatan dan ujian dari Allah Ta’ala. Maka ketika Allah Ta’ala memberikan peringatan dan ujian, kita bersabar dan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Ta’ala. Bagi orang yang bersabar maka dia akan menjadi manusia utama, yakni akan mendapat sholawat dan rahmat dari Allah Ta’ala. Juga akan menjadi muhtadin (orang yang mendapatkan petunjuk).

Sebagaimana Firman Allah Ta’ala:

Surat Albaqarah ayat 155:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Surat Albaqarah ayat 156:

ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.

Surat Albaqarah ayat 157:

أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَٰتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُهْتَدُونَ

Artinya: Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Selain meningkatkan ketaatan kita kepada Allah Ta’ala, dalam menurunkan resiko bencana adalah dengan cara meningkatkan tanggap bencana masyarakat. Menurut Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana, Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

Menurut Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana, beberapa usaha untuk meningkatkan kesiapsiagaan adalah:

1. Memahami bahaya di sekitar kita
2. Memahami peringatan dini di sekitar kita
3. Mengetahui rute evakuasi dan tempat pengungsian
4. Memiliki keterampilan dan inisiatif untuk melindungi dan menyelamatkan diri
5. Mengikuti dan berpartisipasi berbagai pelatihan mitigas bencana

Banyaknya korban bisa disebabkan lemahnya peringatan dini bencana ataupun awareness dan kecakapan warga terhadap mitigasi bencana masih kurang.  Dalam rangka untuk mengurangi resiko bencana ini maka kedua hal tersebut harus diikhtiarkan.

Sistem dan peralatan peringatan dini bencana adalah bagian yang sangat penting untuk meningkatkan resiko bencana. Ketika ada peringatan dini bencana sebelum terjadi bencana, maka ada kesempatan untuk menyelamatkan diri dan harta benda.  Karena sangat vitalnya peralatan ini maka sudah sebaiknya kita-bangsa yang sangat dekat dengan bencana ini mengusahakan keberadaannya di seluruh daerah rawan bencana.

Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat dan modern para ilmuwan saling berkolaborasi untuk membuat system peringatan dini bencana. Baik bencana banjir, bencana gempa, gunung meletus, tanah longsor dan lain-lain. Sistem-sistem tersebut dilengkapi dengan kecerdasan buatan untuk membantu manusia memutuskan dengan cepat dan akurat dari kondisi yang ada.

Semoga melalui 2 pendekatan tadi, Allah Ta’ala jauhkan kita dari bencana. Dan jikapun Allah Ta’ala memberikan ujian bencana bagi kita, semoga kita menjadi orang yang diangkat derajatnya oleh Allah Ta’ala dan resiko yang ditimbulkan dari bencana menjadi bisa diminimalkan.

Wallahu a’lam bishowab.

 

Referensi:

https://dibi.bnpb.go.id/ (diakses 18 Desember 2021, Pukul 06.00)

BNPB, 2017. Buku saku Tanggap, Tangkas, Tangguh Menghadapi Bencana

 

Tito Yuwono

Dosen Teknik elektro-FTI UII, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri-Yogyakarta