Teknologi semakin berkembang pesat, khususnya dalam teknologi transportasi. Jika diamati, saat ini kendaraan listrik sudah mulai bertaburan di jalan khususnya adalah motor listrik. Motor listrik ini sudah mulai diminati banyak kalangan dikarenakan praktis, hemat energi dan pemeliharaannya mudah jika dibandingkan dengan motor BBM. Untuk mendukung hal tersebut, maka PSTE (Program Studi Teknik Elektro) UII melakukan konversi motor BBM ke motor listrik sebagai salah satu riset di bidang kendaraan listrik sekaligus untuk mengikuti lomba PLN ICE 2022 (Innovation and Competition in Electricity).
Dalam pilot project konversi motor BBM ke motor listrik ini, salah satu motor yang digunakan adalah Kawasaki Binter Merzy 1984. Tema yang diusung dalam pembuatan motor listrik adalah Classic Modern. Binter Merzy merupakan salah satu motor legendaris yang memiliki karakter yang kuat pada jamannya. Keberadaannya pun saat ini dapat dihitung jari. Binter Merzy Elektrik dikonversi menjadi motor klasik dengan fitur futuristic. Dalam rancangannya Binter Merzy Elektrik dilengkapi dengan fitur IoT (Internet of Things) dan RFID (Radio Frequency Identification). IoT digunakan untuk monitoring dan menghidupkan/mematikan motor dari jarak jauh (remote area) sedangkan RFID digunakan untuk mematikan/menghidupkan motor sebagai fitur keyless dan smart identity recognition karena motor hanya dapat dihidupkan hanya dengan SIM/KTP yang sudah didaftarkan.
Proses konversi Binter Merzy Elektrik sendiri terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap pengadaan motor, penurunan mesin, penyesuaian rangka, pemasangan komponen elektronis dan uji coba kendaraan (test ride) . Pada tahap pertama, pengadaan motor cukup memakan waktu dan tenaga dikarenakan sangat sulit untuk menemukan unit motor Binter Merzy yang masih original. Pada tahap ini dilakukan pencarian motor melalui berbagai media baik online maupun offline. Pencarian motor melalui media online dilakukan dengan cara menghubungi beberapa penjual melalui berbagai marketplace sedangakan pencarian motor melalui media offline dilakukan dengan mendatangi dan menghubungi beberapa bengkel dan klub motor klasik. Pada akhirnya motor didapatkan melalui media offline dengan jangka waktu pencarian kurang lebih 3 minggu. Dengan keberadaan motor klasik Binter Merzy yang sangat jarang ini, menjadikan sebuah kebanggaan tersendiri bagi PSTE UII dapat mengkonversi dan mengembangkan motor listrik dengan konsep classic modern ini.
Tahap ke-dua dalam proses konversi adalah tahap penurunan mesin. Seluruh bagian dari mesin BBM dibongkar karena sudah tidak dipergunakan lagi. Seluruh komponen mesin akan digantikan dengan mesin motor listrik. Mesin motor listrik ini memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan mesin BBM. Keunggulan tersebut antara lain adalah mesin yang tidak memerlukan pemeliharaan (maintenance) seperti mengganti oli, busi dan servis berkaladan tidak memerlukan treatment (perlakuan) khusus jika tidak dipergunakan dalam jangka waktu yang lama. Tahap ke-tiga adalah penyesuaian rangka motor. Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan tata letak komponen elektris yang akan dipasang seperti dinamo, baterai dan controller. Dalam penyesuaian rangka ini ditambahkan beberapa dudukan-dudukan tambahan agar memudahkan proses pemasangan komponen elektronis tersebut. Penambahan dudukan dilakukan dengan proses pengelasan pada rangka motor.
Tahap selanjutnya adalah pemasangan komponen elektris. Komponen utama yang digunakan dalam proses konversi motor listrik ada 3, yaitu baterai, kontroler dan dan dinamo atau sering disebut dengan motor BLDC (Brussless Direct Current). Selain tiga komponen utama tersebut juga diperlukan komponen-komponen pendukung antara lain adalah throttle, DC DC controller, relay, lampu-lampu, RFID dan perangkat IoT. Komponen pertama yang ditentukan dalam proses konversi adalah motor BLDC. Untuk motor dengan kapasitas mesin 150 – 200 cc hanya dapat menggunakan BLDC dengan kapasitas maksimum 4 kW. Dalam perancangannya Binter Merzy Elektrik ditenagai dengan motor BLDC dengan kapasitas 3 kW. Pemilihan kapasitas ini didasari dengan penyesuaian kebutuhan motor Binter Merzy sendiri yang sudah sangat lebih dari cukup performanya dengan menggunakan ukuran 3 kW. Jenis BLDC yang digunakan adalah tipe mid drive dimana motor masih menggunakan rantai untuk menghubungkan BLDC dengan roda belakang. Komponen elektronis selanjutnya adalah baterai. Baterai yang digunakan harus mampu menopang motor BLDC yang digunakan. Baterai yang digunakan memiliki spesifikasi 72 V 40 Ah sehingga kapasitas total energinya adalah 2,88 kWh. Untuk menyalurkan energi dari baterai ke motor BLDC diperlukan controller. Kontroler yang digunakan adalah Votol EM 150 dengan kapasitas arus maksimum 150 A. Setelah pemasangan tiga komponen utama tersebut, maka komponen pendukung seperti DC DC converter , relay dll juga dipasang. DC DC converter digunakan untuk mengubah tegangan DC 72 V menjadi 12 V sehingga dapat digunakan untuk menyediakan daya komponen pendukung seperti lampu, klakson dll.
Tahap akhir dari proses konversi ini adalah pengujian motor (test ride). Setelah dilakukan pengujian, motor memiliki kecepatan maksimum hingga 90 km/jam. Motor dapat menopang beban hingga 200 kg dan dapat menempuh jarak hingga 70 km dalam satu kali pengisian daya penuh. Binter Merzy Elektrik memiliki beberapa keunggulan yaitu memiliki tiga mode kecepatan, memiliki safety system motor mati jika standar samping diaktifkan, dapat diaktifkan dengan e-KTP serta dapat dimonitoring menggunakan IoT. Selain kelebihan, tentunya motor ini juga memiliki kekurangan yaitu belum terdapat pengaman kunci stang dan metode pengisian daya yang masih sedikit sulit dikarenakan harus membongkar bodi sampi+-ng terlebih dahulu yang tentunya memakan waktu. Kedepan, kekurangan-kekurangan tersebut akan diperbaiki dan motor Binter Merzy Elektrik akan terus dikembangkan sehingga memiliki fitur dan system keamanan yang lebih baik.
Oleh : Husein Mubarok