Yogyakarta, 27 Maret 2021, Teknik Elektro UII kembali menggelar seri webinar dimana pada kali ini disampaikan oleh Muhammad Rizki Kresnawan sebagai Research Analyst of ASEAN Centre for Energy dengan tema materi adalah “Energy and Climate Change: The Role of Student in Riding The Waves of Energy Transition Era”. Tema Webinar ini berfokus bagaimana agar generasi penurus dapat mengetahui dan menerapkan pentingnya menjaga lingkungan agar iklim dunia tetap terjaga.
Pada webinar ini, beliau menceritakan pengaruh dari dampak pemanasan global dan efek rumah kaca yang telah terjadi dan korelasinya dengan energi sektor. Tidak hanya itu, beliau juga menjelaskan apa saja urgensi yang terjadi untuk menghubungkan antara energi dan kebjakan atau tindakan iklim. Dijelaskan bahwa pembakaran bahan bakar fosil adalah sumber dominan emisi gas rumah kaca antropogenik global sehingga transisi ke sistem energi berkelanjutan sangat penting untuk keberhasilan mitigasi perubahan iklim, namun perubahan iklim seringkali digolongkan sebagai masalah lingkungan yang harus ditangani oleh lembaga lingkungan hidup, yang mana padahal lembaga tersebut terpisah dari lembaga yang bergerak di bidang energi. Hal ini lah yang menciptakan tidak efektifnya dalam pembentukan kebijakan dan tindakan mitigasi. Banyak pembuat kebijakan energi menyadari bahwa Perjanjian Paris dimaksudkan untuk memobilisasi upaya global dalam memerangi perubahan iklim. Hanya saja, sebagian besar dari mereka memiliki pengetahuan terbatas tentang perjanjian tersebut dan tidak mengetahui definisi lengkap dari tujuan jangka panjang dan kerangka waktu NDC. Sebagian besar, hanya pejabat yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kebijakan perubahan iklim yang dapat menyediakan definisi yang benar karena pengurangan emisi merupakan tujuan sekunder kebijakan energi nasional.
Di akhir sesi webinar ini beliau menjelaskan apa saja poin penting yang harus diketahui bagi para mahasiswa, yaitu di antaranya adalah mahasiswa harus mempertahankan rasa lapar mereka akan pengetahuan perhubungan iklim-energi, karena masa depan jalur energi ada di “tangan mereka”, Kombinasi kohesif antara “hard science” dan “soft science” dapat mendorong transisi menjadi masyarakat rendah karbon, Transisi energi membutuhkan “engineers yang berpikiran tentang energi iklim” sehingga dapat menawarkan pilihan mitigasi perubahan iklim, lebih dari sekadar solusi teknologi energi yang ditawarkan oleh “ground engineers”. Untuk mengatasi kebutuhan ” engineers yang berpikiran tentang energi iklim”, universitas harus mampu untuk menyediakan “lingkungan yang mendukung” bagi para mahasiswa.